Mereka yang hebat bukanlah mereka yang leha-leha ibadahnya kepada Allah lho kawan. Anda tahu dengan salah satu kisah Nabi Daud AS yang mengalahkan Jalut. Seperti yang digambarkan dalam Al Quran “Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut,
kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah,
(sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang
dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian
manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi
Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” (QS 2 : 251).
Tahukah anda bahwa di usia 9 tahunlah seorang anak kecil bernama Daud bisa mengalahkan Raja Perkasa bernama Jalu. Bermodalkan ketapel dan batu anak kecil tersebut mampu mengalahkan sang raja. Yang kita pertanyakan sekarang adalah apa sih yang membuat seorang anak kecil yang diejek oleh lawannya itu justru mengalami kemenangan telak. Setelah ditelusuri, ternyata masa kecil Nabi Daud AS memang diisi dengan ibadah yang luar biasa, terutama jamaah shalat subuh.
Disamping itu, beliau hanya mengisi malam dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. "Cukuplah keimanan kepada Allah SWT yanhg menjadi hakikat kekuatan di alam ini, dan bahwasanya
kemenangan bukan semata-mata ditentukan banyaknya senjata dan kuatnya tubuh" itulah kata-kata yang diucapkan Daud AS sesaat sebelum bertempur dengan Jalut.
Nabi Daud AS semenjak kecil tidak pernah yang namanya meninggalkan ibadah malam, dan juga shalat subuh. Sebenarnya apa sih keutamaan dibalik subuh sendiri, yang juga salah satu faktor kemenangan dirinya melawan musuh Allah SWT. Inilah salah satu keberkahan yang diterima oleh nabi Daud AS. Keberkahannya sendiri berupa kekuatan fisik dan juga mental beliau.
Mungkin pernah mendengar hadis yang isinya berbunyi "Barang siapa melaksanakan shalat subuh berjamaah maka ia sama saja seperti manusia yang melaksanakan shalat malam sepanjang waktu dimalam itu"?? Nah itulah satu keutamaan yang Allah limpahkan untuk umat islam yang tidak diberikan bagi umat lain. Dibalik shalat subuh itu ada banyak manfaat, dan dibalik shalat subuh berjamaah itu ada limpahan manfaat yang berlipat-lipat.
Andai kita semua bahwa shalat subuh ini merupakan salah satu senjata kita untuk menegakkan Islam dibumi ini. Mari kita sama-sama perbaiki diri, mari sama-sama berbenah diri untuk selalu melaksanakan subuh berjamaah dimasjid. Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan dari diri kita masing-masing ya mau siapa lagi.
#Yuk_Subuh
#Berjamaah_di_masjid
Jumat, 03 Oktober 2014
Al-Qur’an dan Astronomi
Atap
yang Terpelihara
Benda-benda langit yang
berlalu lalang di ruang angkasa dapat menjadi ancaman serius bagi Bumi. Allah
telah menjadikan atmosfir sebagai atap yang melindungi bumi. Berkat pelindung
ini, kebanyakan meteorid tidak mampu menghantam bumi karena terlanjur hancur
berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir.
Dalam Al-Qur'an,
Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat langit ini:
Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara,
namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari,
bulan, angin, awan, dan lain-lain). (QS.
Al-Anbiyaa’ ayat 32)
Sifat langit ini
telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.
Atmosfir yang melingkupi
bumi berperan penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan
sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir
mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Atmosfir juga
menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan.
Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar yang tidak
berbahaya dan berguna, seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan
gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar
ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi
fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian
besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan
ozon atmosfir dan hanya sebagian
kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.
Foto di bawah ini
adalah kawah raksasa yang terbentuk akibat hantaman sebuah meteor yang jatuh di
Arizona, Amerika Serikat. Jika atmosfir tidak ada, jutaan meteorid akan jatuh
ke Bumi, sehingga menjadikannya tempat yang tidak dapat dihuni. Namun,
fungsi pelindung dari atmosfir memungkinkan makhluk hidup untuk melangsungkan
kehidupannya dengan aman. Ini adalah perlindungan yang Allah berikan bagi
manusia yang dinyatakan dalam Al-Qur'an lebih dari 1400 tahun yang lalu.
Atmosfir juga
melindungi bumi dari suhu dingin di ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270
derajat celcius di bawah nol.
Dr. Hugh Ross
berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi ternyata
memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita.
Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan
keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan
pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi
dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan
mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang
berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan
magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar
kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van Allen ini merupakan
sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.
(http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from Big Bang Refined by Fire by
Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)
Energi yang
dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini,
terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan
di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa
jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di
atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500
derajat celcius.
Singkatnya, sebuah
sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas Bumi. Ia melingkupi Bumi
kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan
baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah
diberitahu dalam Al-Qur'an tentang atmosfir Bumi yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung.
Garis Edar
Tatkala merujuk
kepada matahari dan bulan di dalam Al-Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing
bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari
dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS. Al-Anbiyaa’ ayat 33)
Disebutkan
pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam
garis edar tertentu:
dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. (QS. Yaasiin ayat 38)
Fakta-fakta
yang disampaikan dalam Al- Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan
astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari
bergerak dengan kecepatan yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang
Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari
bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama
matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada
dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Keseluruhan alam
semesta dipenuhi oleh garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al-Qur'an
sebagai berikut:
Demi langit yang mempunyai jalan-jalan, (QS. Az-Zaariyaat ayat 7)
Terdapat sekitar
200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200
bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian
besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak
dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan
tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam
keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu,
sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan
baginya.
Semua
benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan
bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Yang
membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh
sekalian alam.
Garis edar di alam
semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun
berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung
dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini
memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah
teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari
bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan
bahwa pada saat Al-Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini
ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa yang berjarak jutaan
kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya,
saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi
garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal
ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al-Qur'an yang diturunkan pada
saat itu karena Al-Qur'an adalah firman Allah.
Bentuk Bulat Planet Bumi
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar;
Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang
Mahamulia, Maha Pengampun. (QS. Az-Zumar
ayat 5)
Dalam Al-Qur'an,
kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sangat penting.
Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas
adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini
digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas
yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang
disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu
sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini
hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al-Qur'an, yang
telah diturunkan lebih dari 1400
tahun yang lalu, telah diisyaratkan tentang bentuk
planet bumi yang bulat.
Namun perlu diingat
bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi
diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah
didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al-Qur'an berisi informasi
yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir karena Al-Qur'an adalah
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
SubhanAllah – Kamal
Uddin:
All things that you see
Although, it’s hard to believe
But it’s from the Almighty
When the leaves fall from the tree
Every plant that grows on land
When the waves flow in the sea
It’s by Allah Subhanahu wa Ta'ala commads
Langganan:
Postingan (Atom)