Jumat, 03 Oktober 2014

Subuh Berjamaah Solusi Umat Islam Zaman Ini

     Mereka yang hebat bukanlah mereka yang leha-leha ibadahnya kepada Allah lho kawan. Anda tahu dengan salah satu kisah Nabi Daud AS yang mengalahkan Jalut. Seperti yang digambarkan dalam Al Quran Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah, (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” (QS 2 : 251).
     Tahukah anda bahwa di usia 9 tahunlah seorang anak kecil bernama Daud bisa mengalahkan Raja Perkasa bernama Jalu. Bermodalkan ketapel dan batu anak kecil tersebut mampu mengalahkan sang raja. Yang kita pertanyakan sekarang adalah apa sih yang membuat seorang anak kecil yang diejek oleh lawannya itu justru mengalami kemenangan telak. Setelah ditelusuri, ternyata masa kecil Nabi Daud AS memang diisi dengan ibadah yang luar biasa, terutama jamaah shalat subuh. 
     Disamping itu, beliau hanya mengisi malam dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. "Cukuplah keimanan  kepada Allah SWT yanhg menjadi hakikat kekuatan di alam ini, dan bahwasanya kemenangan bukan semata-mata ditentukan banyaknya senjata dan kuatnya tubuh" itulah kata-kata yang diucapkan Daud AS sesaat sebelum bertempur dengan Jalut.
    Nabi Daud AS semenjak kecil tidak pernah yang namanya meninggalkan ibadah malam, dan juga shalat subuh. Sebenarnya apa sih keutamaan dibalik subuh sendiri, yang juga salah satu faktor kemenangan dirinya melawan musuh Allah SWT. Inilah salah satu keberkahan yang diterima oleh nabi Daud AS. Keberkahannya sendiri berupa kekuatan fisik dan juga mental beliau.
     Mungkin pernah mendengar hadis yang isinya berbunyi "Barang siapa melaksanakan shalat subuh berjamaah maka ia sama saja seperti manusia yang melaksanakan shalat malam sepanjang waktu dimalam itu"?? Nah itulah satu keutamaan yang Allah limpahkan untuk umat islam yang tidak diberikan bagi umat lain. Dibalik shalat subuh itu ada banyak manfaat, dan dibalik shalat subuh berjamaah itu ada limpahan manfaat yang berlipat-lipat.
     Andai kita semua bahwa shalat subuh ini merupakan salah satu senjata kita untuk menegakkan Islam dibumi ini. Mari kita sama-sama perbaiki diri, mari sama-sama berbenah diri untuk selalu melaksanakan subuh berjamaah dimasjid. Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan dari diri kita masing-masing ya mau siapa lagi.
#Yuk_Subuh
#Berjamaah_di_masjid
    

Al-Qur’an dan Astronomi

 Atap yang Terpelihara
 Benda-benda langit yang berlalu lalang di ruang angkasa dapat menjadi ancaman serius bagi Bumi. Allah telah menjadikan atmosfir sebagai atap yang melindungi bumi. Berkat pelindung ini, kebanyakan meteorid tidak mampu menghantam bumi karena terlanjur hancur berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir.
Dalam Al-Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat langit ini:
Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari, bulan, angin, awan, dan lain-lain). (QS. Al-Anbiyaa’ ayat 32)
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.
Atmosfir yang melingkupi bumi berperan penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar yang tidak berbahaya dan berguna, seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.
Foto di bawah ini adalah kawah raksasa yang terbentuk akibat hantaman sebuah meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat. Jika atmosfir tidak ada, jutaan meteorid akan jatuh ke Bumi, sehingga menjadikannya tempat yang tidak dapat dihuni. Namun, fungsi pelindung dari atmosfir memungkinkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya dengan aman. Ini adalah perlindungan yang Allah berikan bagi manusia yang dinyatakan dalam Al-Qur'an lebih dari 1400 tahun yang lalu.
Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin di ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.
Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus-menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di Bumi.
Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi. (http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from Big Bang Refined by Fire by Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)
Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas Bumi. Ia melingkupi Bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al-Qur'an tentang atmosfir Bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
Garis Edar
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al-Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS. Al-Anbiyaa’ ayat 33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. (QS. Yaasiin ayat 38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al- Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.

Keseluruhan alam semesta dipenuhi oleh garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al-Qur'an sebagai berikut:
Demi langit yang mempunyai jalan-jalan, (QS. Az-Zaariyaat ayat 7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al-Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa yang berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al-Qur'an yang diturunkan pada saat itu karena Al-Qur'an adalah firman Allah.
Bentuk Bulat Planet Bumi
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun. (QS. Az-Zumar ayat 5)
Dalam Al-Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al-Qur'an, yang telah diturunkan lebih dari 1400 tahun yang lalu, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.
Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al-Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir karena Al-Qur'an adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.




SubhanAllah – Kamal Uddin:
 Every time when you’re awake
All things that you see
Although, it’s hard to believe
But it’s from the Almighty
When the leaves fall from the tree
Every plant that grows on land
When the waves flow in the sea
It’s by Allah Subhanahu wa Ta'ala commads


                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                                               
                                 

Senin, 02 Desember 2013

Kabinet Bersama Bermanfaat (KBB) As-Safiinah 2013/2014

Kabinet Kolaborasi Dakwah Madani (KDM)
As-safiinah 2014/2015
Santun, Istiqomah, Prestatif (SIP)

Struktur Organisasi As-Safiinah 13-14

Berikut adalah arahan kerja dari setiap lini pada kepengurusan As-safiinah 2013/2014 Kabinet Bersama Bermanfaat

1.       Ketua Umum As Safiinah
Ketua umum As safiinah merupakan amanah yang diberikan kepada salah seorang pengurus harian As Safiiah yang ditunjuk oleh tim formatur berdasarkan keputusan syuro (musyawarah). Setiap kepengurusan, ketum As Safiinah memiliki arahan kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang tertulis pada GBHK kepengurusan. Adapun arahan kerja ketua umum As Safiinah periode 2013/2014 adalah sebagai berikut :
a)      Penanggung, pengorganisasi, pengarah, pengendali seluruh kegiatan dan kebijaksanaan             As Safiinah
b)      Mengkoordinir seluruh pengurus As Safiinah.
c)       Melaksanakan dan mengawasi seluruh kegiatan As Safiinah.
d)      Berwenang melakukan instruksi kepada pengurus As Safiinah yang berkaitan dengan kebijakan    As Safiinah.
e)      Berwenang memberi mandat, mengangkat, merombak dan memberhentikan pengurus              As Safiinah, serta kepanitiaan lainnya dengan persetujuan minimal rapat kerja.
f)       Menjalankan tugas keseharian dengan dibantu oleh pengurus harian As Safiinah..
g)      Bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang dikeluarkan oleh As Safiinah.
h)      Bertanggung jawab dalam Musyawarah Akbar.
Ketua umum As Safiinah terpilih bukan atas dasar kehendaknya untuk mengajukan diri sebagai ketua, namun ketua As Safiinah adalah orang yang dipilih oleh tim formatur melalui musyawarah untuk melaksanakan amanah sebagai ketua umum selama 1 tahun kepengurusan.
logo kelembagaan adalah logo As Safiinah, jargon kelembagaan adalah Santun, Istiqomah dan Prestatif ( SIP)
2.       Sekretaris Umum

Senin, 11 Maret 2013

Muda Berbahaya: Fajar Adi Pratama




Fajar Adi Pratama 2012 
MUDA BERBAHAYA 
 ( Pemenang ke-2 Kategori Ahsan)


Tanggal 23-24 februari 2013 Mabit oleh teman-teman as-safiinah yang bertemakan  Muda Berbahaya  digelar. Ketika saya mendengar temanya soal remaja saya langsung tersenyum. Kenapa? Karena saya juga masih remaja. Kajian ini menurut saya harus saya ikuti. Karena kajian ini saya nilai mampu meluruskan pikiran saya menjadi sosok yang positif dimasa muda ini. pemuda zaman sekarang berbeda jauh dengan pemuda zaman dahulu. Kalo aman dulu kalo pemuda perunya lapar, maka mereka akan mencari dapur, warung, meja makan dan lainnya. Kalau sekarang, kalo perut terasa lapar maka mereka langsung lari ke media jejaring sosial dan update status “laperrr!!, kenapa ya perut kok gini?” dan sejenisnya. Banyak juga kegiatan menyimpang yang merusak baik itu untuk dirinya sendiri maupun masyarakat yang dilakukan oleh pemuda zaman ini dikarenakan akhlak mereka. Oleh karena itu, kajian bareng as-safiinah kemarin meng-upgread saya agar meminimalisir kebiasaan dan akhlak buruk saya.
Orang-orang besar tidak pernah melakukan hal-hal yang biasa saja. Mereka pasti melakukan hal yang luar biasa. Seperti Muhammad Al-fatih.  Tidak akan besar nama beliau apabila saya penaklukannya ke konstantinopel dia menggunakan strategi perang yang biasa saja. Beliau tidak hanya memperhatikan kedisiplinan para prajuritnya namun juga akhlak mereka dalam berperang. tidak boleh membunuh perempuan, anak-anak dan juga para lelaki yang tidak bersenjata, merusak tanaman dan rumah ibadah juga pantang prajuritnya untuk melakukan. Begitu juga albert einstein jika bukan karena usaha dan ide gilanya. Lirik juga tiger wood yang tidak mungkin jadi juara dunia jika ia tidak berlatih melebihi pe-golf lainnya.
Kajian bareng as-safiinah mengupas perjalanan seorang Muhammad Al-fatih yang sangat memotivasi pemuda-pemudi zaman ini. jiwanya yang dekat kepada Allah dan pantang menyerah membuat semangat dan tercapainya tujuan. Seperti kisah Muhammad Al-fatih, selama ada target yang sesuai kemampuan maka masih ada kata “impossible is nothing” itu adalah kisah yang menginspirasi bagi kaum muda. Setelah saya mengikuti mabit saya makin termotivasi untuk berjuang dan berusaha menggapai mimpi saya. Meski ada opsi lain yang muncul dan gagal, itu lebih baik dari pada saya malas dan menyerah dengan keadaan.

Muda Berbahaya: Hemas Avicenna


Hemas Avicenna 2012; Squad Muda
 Berbahaya As-Safiinah
Batch 1
 Muda Berbahaya
(Pemenang Pertama Kategori Mumtaz )

Masa muda adalah saat dimana manusia memiliki hasrat yang besar di dalam hatinya. Masa muda juga  banyak dimanfaatkan oleh individu untuk mencari jati dirinya. Dan sejatinya banyak sekali manusia pada saat pencarian jati diri ini dengan cara yang salah. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya mereka dalam memperhatikan aspek-aspek agama sebagai pedoman hidup, sehingga mereka malah terbawa kedalam kesia-siaan. Akan tetapi tidak semua orang menyia-nyiakan masa mudanya begitu saja. Banyak juga dari mereka yang mempunyai prestasi besar dimasa mudanya dimana manusia maupun dihadapan Allah. Sebagai contohnya ialah sultan Muhammad II yang bergelar al-fatih dari utsmani.  Ia membebaskan konstantinopel diusianya yang masih sekitar dua puluh tahun. Padahal dikala itu konstantinopel merupakan sebuah wilayah yang belum pernah tertembus selama 2 milenium. Banyak khalifah sebelum beliau yang mencoba menaklukanyna namun gagal.

Didalam kubur-pun kita akan Ditanya tentang apa yang kita lakukan semasa hidup, termasuk masa muda. Dan tujuh orang yang akan di lindungi Allah dalam naungannya di padang masyar diantaranya adalah pemuda yang tumbuh dewasa beribadah kepada Allah. Jadi sejak sekarang kita harus memanfaatkan masa muda kita dijalan Allah. Alangkah indahnya ketika raga ini mampu bergerak semanga dijalan Allah. Bangun di sepertiga malam. Membantu sendi-sendi kita bersedekah diwaktu dhuha. Membasahi mulut kita dengan tilawah dan zikir. Mungkin ketika kita mampu menjalankan semua itu dengan istiqomah, akan menjadi sebuah prestasi besar kita buat orang tua kita di hadapan Allah. Bayangkan ketika orang tua kita telah tiada dan dengan izin-Nya melihat kita sedang bertahajud dan mendengar rintihan doa anaknya yang soleh. Maka kebanggaan sendiri bagi orang tua kita akan kita.

Bukan kesuksesan, harta maupun jabatan yang membuat bangga orang tua kita dan Allah. Akan tetapi ketaatan dan kesolehan kita lah yang membuat kita dibanggakan. Kelak ketika kita membuat bangga orang tua kita maka kita akan dibuat bangga oleh anak kita juga

Hukum Zina Tangan dan Mata


Hukum Zina
                                                                                                                                               
Zina Tangan

Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Israa’ ayat 32)
Permasalahan onani/ masturbasi (istimna’) adalah permasalahan yang telah dibahas oleh para ulama. Onani adalah upaya mengeluarkan mani dengan menggunakan tangan atau yang lainnya. Hukum permasalahan ini ada rinciannya sebagai berikut:

1.       1 Onani yang dilakukan dengan bantuan tangan/ anggota tubuh lainnya dari istri atau budak wanita yang dimiliki. Jenis ini hukumnya halal, karena termasuk dalam keumuman bersenang-senang dengan istri atau budak wanita yang dihalalkan oleh Allah. Demikian pula hukumnya bagi wanita dengan tangan suami atau tuannya (jika ia berstatus sebagai budak).
2.     2.  Onani yang dilakukan dengan tangan sendiri atau semacamnya. Jenis ini hukumnya haram bagi pria maupun wanita, serta merupakan perbuatan hina yang bertentangan dengan kemuliaan dan keutamaan. Pendapat ini adalah madzhab jumhur (mayoritas ulama), Al-Imam Asy-Syafi’i, dan pendapat terkuat dalam madzhab Al-Imam Ahmad. Pendapat ini yang difatwakan oleh Al-Lajnah Ad-Da’imah (yang diketuai oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz), Al-Albani, Al-’Utsaimin, serta Muqbil Al-Wadi’i.
dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Mu’minuun ayat 5-7)

Perbuatan onani termasuk dalam mencari kenikmatan syahwat yang sifatnya melanggar batasan syariat yang dihalalkan, yaitu di luar kenikmatan suami-istri atau tuan dan budak wanitanya.
Namun apakah diperbolehkan pada kondisi darurat, yaitu pada suatu kondisi dimana ia khawatir terhadap dirinya untuk terjerumus dalam perzinaan atau khawatir jatuh sakit jika air maninya tidak dikeluarkan?
Jumhur ulama mengharamkan onani secara mutlak dan tidak memberi toleransi untuk melakukannya dengan alasan apapun. Karena seseorang wajib bersabar dari sesuatu yang haram.
Apakah pelaku onani/ masturbasi mendapat dosa seperti orang yang berzina?
Penetapan kadar dan sifat dosa yang didapatkan oleh seorang pelaku maksiat, apakah sifatnya dosa besar atau dosa kecil harus berdasarkan dalil syar’i. Perbuatan zina merupakan dosa besar yang pelakunya terkena hukum hadd. Nash-nash tentang hal itu sangat jelas dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Adapun onani/ masturbasi dengan tangan sendiri atau semacamnya (bukan dengan bantuan tangan/ anggota tubuh dari istri atau budak wanita yang dimiliki), terdapat silang pendapat di kalangan ulama. Yang benar adalah pendapat yang menyatakan haram. Hal ini didasarkan ayat 5-7 dari surah Al-Mu’minuun dan ayat 29-31 dari surat Al-Ma’aarij. Onani termasuk dalam mencari kenikmatan syahwat yang haram, karena melampaui batas syariat yang dihalalkan, yaitu kenikmatan syahwat antara suami istri atau tuan dengan budak wanitanya. 

Kesimpulannya, masturbasi tidak bisa disetarakan dengan zina, karena tidak ada dalil yang menunjukkan hal itu. Namun masturbasi adalah maksiat yang wajib untuk dijauhi. Barangsiapa telah melakukannya hendaklah menjaga aibnya sebagai rahasia pribadinya dan hendaklah bertaubat serta memohon ampunan Allah.
”Barangsiapa yang menjaga diri (iffah) maka Allah akan menjaganya, barangsiapa yang meminta pertolongan kepada Allah maka Allah akan menolongnya, barangsiapa yang bersabar maka Allah akan memberikan kesabaran kepadanya dan tidaklah seseorang diberikan suatu pemberian yang lebih baik atau lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Bukhori, didalam Fath no 1469)

Zina Mata
Menundukkan pandangan di tengah bertebarnya kerusakan di sekitar kita memang bukan soal mudah. Keimananlah yang kemudian menjadi filter terhadap apa-apa yang dilihat oleh mata.
Di dalam Islam ada jenis maksiat yang disebut dengan ‘zina mata’ (lahadhat). Lahadhat itu, pandangan kepada hal-hal, yang menuju kemaksiatan. Lahadhat bukan hanya sekadar memandang, tetapi diikuti dengan pandangan selanjutnya. Pandangan mata adalah sumber itijah (orientasi) kemuliaan, juga sekaligus duta nafsu syahwat.
Dalam musnad Ahmad, disebutkan, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
“Pandangan adalah panah beracun dari panah-pandah Iblis. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokkan wanita yang cantik karena Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai hari kiamat”.

Melihat adalah sumber dari segala bencana yang menimpa diri manusia. Melihat melahirkan lamunan atau khayalan, dan khayalan melahirkan pemikiran, pikiran melahirkan syahwat, dan syahwat melahirkan kemauan, kemauan itu lantas menguat, kemudian menjadi tekat kuat dan akan terjadi selagi tidak ada yang menghalanginya. Dalam hal ini ada hikmah yang mengatakan:
“Menahan pandangan lebih ringan dari pada bersabar atas kesakitan (siksa) setelah itu”.
Syariat Islam telah mengatur hukum pandang memandang terhadap lawan jenis yang bukan mahram. Dalam Al-Qur’an surah An-Nuur ayat 30, ditujukan kepada laki-laki yang beriman agar menjaga pandangannya. Sementara ayat berikutnya, An-Nuur ayat 31, ditujukan kepada perempuan yang beriman. 

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. An-Nuur ayat 30)

Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. (QS. An-Nuur ayat 31)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bahkan pernah memalingkan wajah Fadhl bin Abbas ke arah yang lain ketika ia menatap wajah perempuan yang bukan mahramnya saat hajjatul wada’. Ketika itu ada seorang perempuan yang meminta fatwa kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Ibnu Abbas yang meriwayatkan hadits ini mangatakan, “...maka Fadhl mulai mengarahkan pandangannya kepada perempuan itu, sedangkan dia adalah seorang perempuan yang cantik. Maka Nabi pun memegang dagu Fadhl dan memalingkan mukanya ke arah lain,” (HR Bukhari dan Muslim).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam saja sudah begitu hati-hati ketika menatap wajah yang bukan mahramnya. Bagaimana dengan aurat yang lainnya? Terlebih, kemaluan yang merupakan aurat mughollazoh (aurat besar).
Memang ada pengecualian boleh memandang lawan jenis di luar aurat mughollazoh, yakni ketika ada kemaslahatan yang lebih besar seperti saat khitbah atau melamar, dalam pengobatan jika tidak ada lagi dokter perempuan, atau menjadi saksi dalam suatu perkara di pengadilan atau transaksi jual beli.
Secara umum, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melarang umatnya melihat dan memperlihatkan aurat mughollazoh. Tidak saja kepada lawan jenis, bahkan sesama jenis pun tidak dibenarkan. Seperti dalam hadits “seorang lelaki tidak boleh melihat kemaluan laki-laki dan seorang wanita tidak boleh melihat kemaluan wanita” (HR. Muslim).
Sehingga, menonton film porno dengan alasan apapun tidak bisa dibenarkan. Termasuk, jika tujuannya untuk keberlangsungan hubungan suami-istri. Masih ada cara-cara halal yang dibenarkan Islam untuk hal itu. 

Jadi, zina tidak terbatas hanya pada apa yang telah dilakukan oleh kemaluan seseorang. Namun, mata juga bisa melakukan zina dengan melihat dan memandang sesuatu yang diharamkan seperti melihat aurat orang lain. Apalagi melihat adegan hubungan suami istri yang bisa jadi pelakunya bukanlah pasangan suami istri. Kemaluanlah yang membuktikan seseorang tersebut telah berzina dan berhak mendapatkan sanksi/ hadd bagi pelakunya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia akan mendapatkannya, tidak mustahil. Maka zinanya mata dengan memandang (yang haram) dan zinanya lisan dengan berbicara, sementara jiwa itu berangan-angan dan berkeinginan. Sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6243 kitab Al-Isti’dzan, bab Zinal Jawarih dunal Farj dan Muslim no. 2657 kitab Al-Qadar, bab Quddira ‘ala Ibni Adam Hazhzhuhu minaz Zina wa Ghairihi dari Abu Hurairah)

Dalam lafadz lain disebutkan:
“Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperoleh hal itu, tidak mustahil. Kedua mata itu berzina dan zinanya  dengan memandang (yang haram). Kedua telinga itu berzina dan zinanya dengan mendengarkan (yang haram). Lisan itu berzina dan zinanya dengan berbicara (yang diharamkan). Tangan itu berzina dan zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina dan zinanya dengan melangkah (kepada apa yang diharamkan). Sementara hati itu berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Muslim no. 2657)
sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: ”Janganlah engkau ikuti pandanganmu dengan pandangan yang selanjutnya.” (HR. Tirmidzi, dan dihasankan di dalam shahihul jami’)


Pernyataan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  bahwa zina  mata dengan memandang kepada apa yang tidak halal merupakan dalil yang jelas tentang keharaman perkara tersebut, sekaligus peringatan dari hal tersebut.
Al-Imam An-Nawawi  berkata: “Makna dari hadits di atas adalah anak Adam itu ditetapkan bagiannya dari zina, maka di antara mereka ada yang melakukan zina secara hakiki dengan memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluan yang haram (bukan pasangan yang sah),
dan di antara mereka ada yang zinanya majazi dengan memandang yang haram, mendengar perbuatan zina dan hal-hal yang mengantarkan kepada zina, atau dengan sentuhan tangan di mana tangannya meraba wanita yang bukan mahramnya atau menciumnya, atau kakinya melangkah untuk menuju ke tempat berzina, atau untuk melihat zina atau untuk menyentuh wanita non mahram atau untuk melakukan pembicaraan yang haram dengan wanita non mahram dan semisalnya, atau ia memikirkan dalam hatinya.



Maka semuanya ini termasuk zina yang majazi. Sementara kemaluannya membenarkan semua itu atau mendustakannya, maknanya terkadang ia merealisasikan zina tersebut dengan kemaluannya dan terkadang ia tidak merealisasikannya dengan tidak memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluan yang haram sekalipun dekat dengannya.” (Syarhu Shahih Muslim, 16/206)
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang tersembunyi dalam dada. (QS. Gaafir ayat 19)

Mata yang merupakan anugerah Allah 'Azza wa Jalla, bisa mendatangkan kemuliaan, tetapi juga bisa mendatangkan laknat yang membinasakan. Mata yang selalu melihat fenomena kehidupan alam dan seisinya, kemudian menimbulkan rasa syukur kepada sang Pencipta akan mendatangkan kemuliaan dan kebahagiaan di sisi-Nya. Sebaliknya, mata yang merupakan anugerah yang paling berharga itu, bisa mendatangkan laknat yang membinasakan bagi manusia, bila ia menggunakan matanya untuk berbuat khianat terhadap Rabbnya.